Monday, 6 August 2012

Buat yang manja mending ga usah masuk IPDN


Judulnya memang bahasa Inggris. Tapi jangan khawatir bahasa inggrisnya hanya sebatas judul kok. Saya akan tetap menggunakan bahasa persatuan kita.. BAHASA INDONESIA walaupun ntar dicampur adukkan dengan bahasa gaul anak zaman sekarang karena praja juga bisa nyantai.
ini merupakan tulisan ngawur karena mengikuti dan patuh banget dengan EYD (Ejaan Yang Disepelekan). Tulisan ini merupakan wujud kebosanan saya dalam mengikuti seabrek aktifitas di IPDN. Mulai dari bangun pagi jam setengah lima. Dilanjutkan dengan sholat subuh ( eh, kalau ini memang kewajiban dan kebutuhan). Habis itu, harus mendengar klakson ataupun pluit dari pengasuh agar bagageh untuk melayu-melayu di pagi buta. Ga tau maksudnya apa, tapi denger-denger biar otot kaki kuat. Tapi menurut gue nggak juga kok. Malah membuat otot kelopak mata menjadi menutup pas kuliah. Benar nggak?. Bener laah, semua praja pasti tau kok.
Habis lari balik lagi ke barak buat persiapan sarapan di menza (ruang makan praja). Di sinilah terjadi kompetisi. Kompetisi buat ngebooking kamar mandi karena walaupun kamar mandi banyak tapi yang rusak juga gak kalah banyak. Jika seorang praja mampu memenangkan kompetisi masuk kamar mandi duluan maka bisa dipastikan kompetisi selanjutnya akan dia menangkan juga.
Kompetisi selanjutnya adalah makaaan..
Praja memang buas kalo soal makan. Bayangkan saja porsi untuk beberapa orang praja bisa disikat oleh satu orang praja. Tentunya dia adalah praja bermasalah (bermasalah dengan cacing di perutnya). Nah, kalo dia keluar kamar mandi duluan berarti dia juga akan menjadi praja pertama yang membuka pintu menza dan menjarah bermacam-macam sembako yang ada di meja lain dan mengumpulkan di mejanya. Biar gak ketahuan lauk-pauknya di simpan di dalam termos nasi (ssstt.. jangan bilang siapa-siapa yaa..). makanan tersebut tentunya dinikmati ketika lonceng telah berbunyi dan upacara makan segera dimulai.
Makan pagi di Menza bukan akhir dari segalanya. Kegiatan terus berlanjut dengan apel pagi. Apel pagi merupakan suatu kewajiban yang sangat penting bana ko ha. Karena pada apel pagi para praja mendengarkan berbagai macam doktrin-doktrin atau petuah-petuah untuk bekal bagi kami dalam mengarungi belantara kehidupan dan birokrasi yang kejam ini ( kali ini saya lebay dikit). Doktrin mulai dari yang sederhana-sederhana seperti lingkungan barak wajib bersih tiap hari, performance/penampilan harus dijaga selalu karena “ penampilan bukanlah hal yang utama tapi hal yang pertama dilihat orang”, masalah koreksi rambut yang panjangya telah melampaui batas kedaulatan Negara sampai kepada hal-hal yang berat seperti bagaimana kita beretika ketika mengabdi nanti.
Perjalanan masih panjang. Kami pun setelah apel langsung pergi ke kelas untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya yaitu “tiduur”. Ya nggak lah masak tidur. Kami dikelas sangat antusias sekali mendengarkan dosen berceramah. Saking hikmatnya ada yang sampai tertegun dan dalam hitungan detik langsung tumbang.
Kegiatan lain masih antri..
Setelah puas kuliah di kelas. Kami pun kembali ke barak untuk persiapan makan siang di Menza. “Hukum Rimba” masih berlaku.
Setelah makan siang jangan dikira bisa tidur siang ataupun pergi ke mall dengan hati yang riang gembira sambil menghisap rokok dengan tanpa beban. SALAH. Kami harus melangkahkan kaki dan mengayunkan tangan lagi ke kelas untuk mendengarkan materi Pelatihan. Kami pun kembali bertemu kembali dengan pena dan buku. Pelatihan berakhir sekitar jam lima.
Huuft.. pasti banyak yang mengira pasti setelah pelatihan Praja bisa nyantai. Maaf, kami gak seberuntung yang anda pikirkan. Kami harus berkompetisi lagi untuk ke kamar mandi agar bisa memenangkan kompetisi selanjutnya. Pasti anda sudah bisa menerka kompetisi yang saya maksud. Ya itu dia,, MAKAN.
Mungkin anda semua bertanya-tanya, kok praja orientasinya makan ya?.
Saya sebagai saksi hidup akan mencoba menjelaskan dengan beberapa teori yang keliatan ilmiah. Memang praja kalo makan pasti susah di bendung. Wajar kok. Berdasarkan hukum keseimbangan dari Prof. Koenjaraningrat (saya kok kurang yakin ya) bahwa segala sesuatu itu selalu mencari titik keseimbangan. Contohnya pergeseran lempeng bumi yang menyebabkan gempa Tektonik merupakan upaya untuk mencapai suatu keadaan seimbang, begitu juga dengan longsor, alam berusaha mencapai keseimbangan. Trus hubungannya dengan praja?
Praja pun begitu, dengan aktifitasnya yang minta tolong. Aktifitasnya yang begitu banyak menghasilkan energy memerlukan suatu tindakan untuk mengimbanginya yaitu MAKAN. Makan di satu tempat yang bernama Menza. Tak pandang kaya taupun miskin, anak tambal ban ataupun anak sekjen merasakan lapar yang sama dan merasakan rasa makanan yang sama. Hiks..hiks..
Tampa terasa upacara makan malam selesai. Habis itu istirahat di barak?
Belum mas, ini masih jam tujuh, masih ada jam wajib belajar mandiri ataupun jam kerohanian di tempat ibadah masing-masing( kerohanian pada malam senin sama malam kamis).
Habis belajar mandiri atau kerohanian kok ngantuk ya? Tidur dulu akhh…
Priiiiiiiit….Priiiiiiitt.. apel..apel… terdengar suara pengasuh berteriak-teriak untuk menyuruh praja apel malam. Apel malam dimulai..
Sudah jam setengah sepuluh, praja pun kembali kebarak untuk melaksanakan aktifitas selanjutnya.. sebelum anda berfikir bahwa itu tidur, saya tlulis duluan “ bukan kang”.
Kami harus mempersiapkan keperluan untuk besok, baik itu SSB (Semir, Setrika,Braso) ataupun menyiapkan keperluan kuliah. Nah, akhirnya semua aktifitas selesai. Kami siap untuk tidur dengan tenang dan berdoa supaya besok pagi hari hujan ataupun pengasuh mendadak amnesia dan lupa bahwa ada lari pagi (kayaknya harapan yang kedua gak mungkin).
Ada yang berbisik, “mas mas, trus mukulin adek-adeknya kapan?”. Mukul ??, ngurus diri ndiri aja gw ga sempat. ( lembah manglayang, ketika dosen ga datang)

1 comment:

  1. investasi di awalnya memang berat. tapi kalau udh lulus enak :D

    ReplyDelete